LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) baru-baru ini, diikuti ratusan warga.
Mereka berkumpul di Masjid Al Marhamah Pulau Mepar, mengenakan baju kurung berwarna-warni lengkap dengan kain songketnya.
Dari Pelabuhan Tanjung Buton, Daik, para tamu yang datang menyeberang menggunakan pompong atau perahu kayu untuk sampai ke pulau yang merupakan bekas benteng pertahanan Kerajaan Riau-Lingga itu.
Semuanya tampak rapi dengan baju atau pakaian Melayu yang mereka kenakan.
Sesampai di Pulau Mepar, dengan waktu menyeberang kurang dari lima menit, para tamu atau jemputan ini disambut langsung oleh Kepala Desa (Kades) Mepar dan warga setempat dengan keramahtamahan.
Senda gurau menjadi suasana lebih riuh, seakan semuanya disambut oleh keluarga jauh.
Mulai dari pelabuhan hingga masuk ke halaman dan di dalam masjid, corak warna warni pakaian baju kurung menghiasi kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah ini.
Mereka juga diberikan bunga telur sebagai berkat atau hadiah yang telah siapkan tuan rumah untuk para tamu.
Hadiah atau berkat merupakan bunga yang diberi tangkai kayu dan diisi sebutir telur ayam yang telah direbus, kemudian diwarnai merah.
Telur kemudian dicacakkan di atas wajik atau dodol yang berada di dalam gelas kaca atau plastik.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai dengan pembacaan kitab Al Barzanji, dengan lantunan dan irama tertentu sejak pagi.
Pembacaan kitab Al Barzanji ini dilakukan oleh tokoh adat atau agama, maupun warga setempat hingga siang.
Menjelang hidangan disajikan, para tamu pun datang, bersila menghadap hidangan dari Talam yang ditutupi tudung saji pandan, dilapisi kain warna-warni.
Dalam satu talam, hidangan dimakan oleh empat atau lima orang. Di dalamnya sudah tersedia berbagai lauk pauk yang telah disiapkan tuan rumah.
Sebelum makan, jamaah pun menadahkan tangan untuk berdoa, pada kegiatan peringatan Maulid Nabi ini, hingga ditutup dengan makan bersama.
Kegiatan ini salah satunya menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.
Di mana, selain dikenalkan dengan sejarahnya, Pulau Mepar disebut sebagai wisata religi dan budaya di Kabupaten Lingga
Tak heran, adat dan tradisi masih dijunjung tinggi oleh warga setempat.
"Untuk tamu yang datang sekitar 600 orang. Untuk tamu undangan dari luar desa dan rombongan lain yang mau silaturahmi ke rumah saudara biasanya mulai jam satu datangnya. Tamu lain menyusul jam 2 datang," ungkap Kades Mepar, Faif Sundoyo kepada Tribunbatam.id, Sabtu (5/10/2024)
Pria yang kerap disapa Handoyo ini menjelaskan, kegiatan ini juga untuk mempererat hubungan tali silaturahmi antar sesama.
Terutama dari warga dengan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lingga, AKBP Apri Fajar Hermanto bersama jajaran.
Handoyo berharap, tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi bentuk kesyukuran jemaah kepada Allah, dalam memperingati Maulid Nabi SAW.